Thursday, April 26, 2012

GEMPA LITERASI DADAKAN DAN NOBAR DI AL KHOR KOMUNITY QATAR

Langit mendung tipis ditutupi awan kelabu dari sejak sore di atas wilayah Al Khor, bak hari hendak hujan tapi tak kunjung tiba. Warna merah saga pertanda mentari berangkat keperaduan terlukis tipis dan membayang di atas sana, gelap waktu magrib datang begitu saja, hanya jam didinding sebagai petujuk waktu pasti dan kumandang azan dari menara mesjid. Di sebuah rumah di komplek perumahan buruh pabrik Ras Gas dan Qatar Gas, sebuah komplek komunity terbesar di Qatar yang terletak lebih kurang 50 km di utara kota Doha, yaitu rumah bapak Rizal salah seorang karyawan di Qatar Gas sedang ramai oleh anak-anak Indonesia penghuni komplek dengan ditemani ibu-ibu mereka. Ini adalah malam terakhir liburan sekolah mereka  pada pertengah liburan semester terakhir sejak tanggal 13 April 2012 sampai 21 April 2012. Dan akan menjadi liburan yang bersejarah besar  bagi mereka untuk menyambut hari sekolah besoknya. Karena akan diadakan workshop menulis serta akan mendapat pencerahan untuk bisa menjadi penulis.

Beberapa usia mereka ada yang beranjak remaja, laki dan perempuan sambil menunggu waktu. Keenganan hari yang mendung tak kunjung di basahi hujan tidak seperti semangat mereka yang tinggi, keinginan yang  besar, serta penuh kegembiraan, sedang menunggu kedatangan  Gola Gong, seorang penulis senior, pendiri Komunitas baca Rumah Dunia di kampung Ciloang, Serang-Banten, pengarang ratusan buku, bersama Tyas Tatanka.
 Semuanya larut dalam gelak tawa bahagia dan penuh semangat diacara yang tidak sengaja, mendadak dan bahkan tanpa rencana.  Karena beberapa hari ini warga Indonesia Qatar sedang menyambut tamu kehormatan dalam acara Gempa Literasi Asia, Gola Gong dan Tyas Tantaka. Qatar adalah kunjungan negara putaran terakhir setelah berturut-turut Singapura, Malaysia, Thailand, India, dan UEA.  Acara yang didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha ini berpusat di Doha saja, tidak ada dalam agenda panitia akan diadakan di Al Khor komunity. Karena Heri Hendrayana Haris nama lengkapnya Gola Gong, akan bersilaturahim ke rumah teman lamanya di Al Khor serta akan bernostalgia dengan beberapa warga Banten di Al Khor Komunity, karena malam minggu, 21 April 2012 ada pertandingan siaran lansung sepak bola, Barca vs Real Madrid untuk nobar. 

Kesempatan ini lah yang dimanfaatkan para orang tua di Al Khor komunity untuk meminta Gola Gong dan  Tyas Tatanka, terutama kalangan ibu ibu untuk memberi pencerahan, semangat kepada anak-anak mereka untuk menulis.

Kebahagian ibu-ibu beserta anak-anak mereka yang sudah menunggu bertambah ramai setelah Gola Gong dan Tyas Tatanka berkumpul besama mereka. Pengalaman Mas Gola Gong yang sudah mengunung menghadapi audience, para pengemar karyanya, tidak kehilangan akal untuk menyajikan acara dadakan ini menjadi acara yang berkualitas dan menyenangkan. Ternyata Gola Gong lupa membawa materi presentasi yang akan disampaikan, Yah,!!!… namanya juga tanpa rencana.

Yang paling penting bagi peserta dan ibu-ibu, adalah mutu, kualitas, makna pertemuan dengan penulis novel yang terkenal “Balada si Roy” ini, bisa bermanfaat banyak. Karena belum tentu setiap tahun punya kesempatan mendapat ilmu dari beliau. 

Peserta anak laki-laki dibimbing oleh Gola Gong dan anak perempuan di bimbing oleh Tyas. Mereka  sangat antusias dan dengan semangat tinggi mengikuti instruksi Gola Gong, seperti menggambar, lalu menuangkan isi gambar yang telah mereka gores menjadi sebuah cerita yang menarik. 

Mabk Tias Tatanka Bersama Remaja Putri

 Hiruk-pikuk anak peserta ini asyik, senang, bergembira sambil menuangkan khyalan mereka masing masing, sesekali mereka bertanya, ke Gola Gong  dan Tyas. Suasana santai, rileks tapi menarik malam itu.
“Hampir semua peserta memiliki keteramplian menulis, bagus semuanya dan bisa menyusun kalimat menjadi sebuah cerita menarik”, kata mbak Tyas membaca tulisan mereka lalu menseleksinya.

Anak-anak senang semua, ibu ibu mereka puas dan bangga. Dari beberapa mereka tulisannya yang terseleksi lebih bagus diberi penghargaan berupa hadiah yang sudah disiapkan oleh ibu-ibu mereka.
Waktu terlalu cepat berlalu, pergerakan jarum jam di dinding sangat terasa cepat, awan menambah gelap malam tanpa dingin di luar. Mas Gola Gong setiap sebentar mengamati perputaran jarum jam. Mungkin mengamati waktu siaran lansung bola sudah mulai apa belum. Para peserta masih banyak bertanya ke Gola Gong seputar pengalaman beliau dan tentang menulis. Mereka ingin mendapatkan ilmu sebanyak banyaknya.
Gola Gong dengan senang menjawab pertanyaan anak anak yang baru tumbuh dan berkembang itu serta beberapa pertanyaan dari orang tua. Gola Gong sedikit bercerita tentang masa kecilnya, kemudian memotivasi mereka belajar, menuntut ilmu serta tentunya menulis.  Ada yang menanyakan  trik dan tips serta bisa menjadi penulis.

“Semua orang punya potensi melakukan sesuatu  menggapai impian dan berprestasi, termasuk orang yang mempunyai kekurangan fisik seperti orang yang cacat bahkan ada orang yang kurang mampu secara ekonomi sekalipun dalam mencapai  suatu impian. Yang terpenting saat menggapainya harus tekun, rajin, berusaha terus-menerus, disiplin dan sungguh-sungguh” begitu Gola Gong memotivasi.
Anak-anak dengan wajah serius mendengarkan Gola Gong, semuanya merasa tidak ada yang sulit. Lalu bertambah terpana disaat Gola mencerita sedikit tentang masa kecilnya yang dibekali oleh bapak nya sebuah raket tenis dan buku-buku.

“What is the meaning “dibekali”? tanya salah seorang remaja putri.
Yang lain tertawa geli mendengar  pertanyaan itu, karena kosa kata bahasa Indonesia anak itu kurang dari anak anak yang lain. 

Sambil ikut tertawa, Gola Gong sedikit kesulitan menerangkannya dalam bahasa Inggris dengan tepat dan dimengerti remaja itu, sehingga dibantu oleh ibunya untuk memahaminya.

Dari raket itu akhirnya Gola Gong berhasil mencetak prestasi di beberapa Negara Asia menjuarai pertandingan tennis. Dan dari buku-buku, Gola Gong berhasil menjadi penulis yang dikenali banyak orang seperti sekarang.
Bersama Gola Gong, Membaca Karya Anak-anak
 “Begitu juga dalam  menulis, adik adik disini semuanya mempunyai potensi dan kemampuan dalam menulis. Apalagi adik adik semua yang disini, mempunyai fisik yang lengkap dan didukung fasilitas dan kemampuan ekonomi yang cukup dari orang tua” anak anak semakin serius mendengarkanya.

Lalu Gola Gong mebagi tips untuk bisa menjadi penulis “Berlatih menulis apa saja setiap hari minimal 2 jam. Tulis tentang apa saja, menceritakan suatu benda, orang , makhluk, lingkungan atau suatu kejadian, perasaan dan lain sebagainya”
Beberapa anak anak seyam-senyum tanda mereka paham.

“Dan Syarat dalam menulis suatu cerita, harus ada tokoh utama, setting waktu, tempat, kemudian dalam cerita tersebut harus ada konflik dan maasalah, kemudian penyelesaian konflik, dan terakhir ending” kembali begitu mengomentari tulisan-tulisan yang sudah dibuat oleh peserta malam itu.

Acara di tutup secepatnya, tidak hanya secepat waktu berputar tetapi karena mereka besok hari harus bangun pagi-pagi untuk sekolah. Selain itu karena siaran lansung bola juga sudah mulai 30 menit yang lalu. Gola Gong yang sudah di tunggui bapak bapak untuk nobar tidak sabar menunggu. 

Di rumah bapak Danu Warsito, dalam tawa dan canda menoton pertandingan Berca melawan Real Madrid di TV, Gola Gong geli melihat para bapak-bapak supporter Real Madrid merasa menang seolah olah jadi pemain bola di lapangan. Apalagi saat skor masih 0-1 untuk Real Madrid. 

Berapa lama kemudian supporter Berca bersama  Gola Gong merasa lega setelah skor berubah menjadi 1-1. Skor pertandingan tidak berubah-ubah cukup lama meski bola lebih banyak dikuasai Berca.
Dan “Galau” komentar Gola Gong saat skor sudah menjadi 1-2, apalagi disaat waktu sudah hampir habis. Bapak-bapak tertawa semua. Dan pertandingan selesai, Gola Gong bersama supporter Berca berlapang dada menyaksikan Real Madrid menang serta melihat keceriaan bapak-bapak supporter Real Madrid. Waktu sudah menunjukan jam sebelas malam lewat waktu Qatar, Udara terasa dingin dan lembab, mendung sore sudah menyibak, beberapa titik bintang mengintip menampakan cahayanya. Pertanda besok pagi akan cerah. Anak-anak Indonesia di Al Khor Komunity peserta Gempa Literasi di sudah bergelut bersama mimpi, siap menyambut hari pertama sekolah setelah liburan besoknya. Gola Gong sang peng-Gong Gempa Literasi Asia diajak istirahat di rumah bapak Rizal, untuk siap -siap terbang ke Indonesia besok malamnya. (*).


No comments:

Post a Comment