Langit mendung tipis ditutupi
awan kelabu dari sejak sore di atas wilayah Al Khor, bak hari hendak hujan tapi
tak kunjung tiba. Warna merah saga pertanda mentari berangkat keperaduan terlukis
tipis dan membayang di atas sana, gelap waktu magrib datang begitu saja, hanya
jam didinding sebagai petujuk waktu pasti dan kumandang azan dari menara mesjid.
Di sebuah rumah di komplek perumahan buruh pabrik Ras Gas dan Qatar Gas, sebuah
komplek komunity terbesar di Qatar yang terletak lebih kurang 50 km di utara
kota Doha, yaitu rumah bapak Rizal salah seorang karyawan di Qatar Gas sedang
ramai oleh anak-anak Indonesia penghuni komplek dengan ditemani ibu-ibu mereka.
Ini adalah malam terakhir liburan sekolah mereka pada pertengah liburan semester terakhir
sejak tanggal 13 April 2012 sampai 21 April 2012. Dan akan menjadi liburan yang
bersejarah besar bagi mereka untuk
menyambut hari sekolah besoknya. Karena akan diadakan workshop menulis serta
akan mendapat pencerahan untuk bisa menjadi penulis.
Beberapa usia mereka ada yang
beranjak remaja, laki dan perempuan sambil menunggu waktu. Keenganan hari yang
mendung tak kunjung di basahi hujan tidak seperti semangat mereka yang tinggi,
keinginan yang besar, serta penuh
kegembiraan, sedang menunggu kedatangan Gola Gong, seorang penulis senior, pendiri
Komunitas baca Rumah Dunia di kampung Ciloang, Serang-Banten, pengarang ratusan
buku, bersama Tyas Tatanka.
Semuanya larut dalam gelak tawa bahagia dan penuh semangat diacara yang tidak sengaja, mendadak dan bahkan tanpa rencana. Karena beberapa hari ini warga Indonesia Qatar sedang menyambut tamu kehormatan dalam acara Gempa Literasi Asia, Gola Gong dan Tyas Tantaka. Qatar adalah kunjungan negara putaran terakhir setelah berturut-turut Singapura, Malaysia, Thailand, India, dan UEA. Acara yang didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha ini berpusat di Doha saja, tidak ada dalam agenda panitia akan diadakan di Al Khor komunity. Karena Heri Hendrayana Haris nama lengkapnya Gola Gong, akan bersilaturahim ke rumah teman lamanya di Al Khor serta akan bernostalgia dengan beberapa warga Banten di Al Khor Komunity, karena malam minggu, 21 April 2012 ada pertandingan siaran lansung sepak bola, Barca vs Real Madrid untuk nobar.
Semuanya larut dalam gelak tawa bahagia dan penuh semangat diacara yang tidak sengaja, mendadak dan bahkan tanpa rencana. Karena beberapa hari ini warga Indonesia Qatar sedang menyambut tamu kehormatan dalam acara Gempa Literasi Asia, Gola Gong dan Tyas Tantaka. Qatar adalah kunjungan negara putaran terakhir setelah berturut-turut Singapura, Malaysia, Thailand, India, dan UEA. Acara yang didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha ini berpusat di Doha saja, tidak ada dalam agenda panitia akan diadakan di Al Khor komunity. Karena Heri Hendrayana Haris nama lengkapnya Gola Gong, akan bersilaturahim ke rumah teman lamanya di Al Khor serta akan bernostalgia dengan beberapa warga Banten di Al Khor Komunity, karena malam minggu, 21 April 2012 ada pertandingan siaran lansung sepak bola, Barca vs Real Madrid untuk nobar.
Kesempatan ini lah yang dimanfaatkan
para orang tua di Al Khor komunity untuk meminta Gola Gong dan Tyas Tatanka, terutama kalangan ibu ibu untuk
memberi pencerahan, semangat kepada anak-anak mereka untuk menulis.
Kebahagian ibu-ibu beserta anak-anak
mereka yang sudah menunggu bertambah ramai setelah Gola Gong dan Tyas Tatanka
berkumpul besama mereka. Pengalaman Mas Gola Gong yang sudah mengunung
menghadapi audience, para pengemar karyanya, tidak kehilangan akal untuk
menyajikan acara dadakan ini menjadi acara yang berkualitas dan menyenangkan. Ternyata
Gola Gong lupa membawa materi presentasi yang akan disampaikan, Yah,!!!…
namanya juga tanpa rencana.
Yang paling penting bagi peserta dan
ibu-ibu, adalah mutu, kualitas, makna pertemuan dengan penulis novel yang
terkenal “Balada si Roy” ini, bisa bermanfaat banyak. Karena belum tentu setiap
tahun punya kesempatan mendapat ilmu dari beliau.
Peserta anak laki-laki dibimbing
oleh Gola Gong dan anak perempuan di bimbing oleh Tyas. Mereka sangat antusias dan dengan semangat tinggi
mengikuti instruksi Gola Gong, seperti menggambar, lalu menuangkan isi gambar
yang telah mereka gores menjadi sebuah cerita yang menarik.
Hiruk-pikuk anak peserta ini asyik, senang, bergembira sambil menuangkan khyalan mereka masing masing, sesekali mereka bertanya, ke Gola Gong dan Tyas. Suasana santai, rileks tapi menarik malam itu.
Mabk Tias Tatanka Bersama Remaja Putri |
Hiruk-pikuk anak peserta ini asyik, senang, bergembira sambil menuangkan khyalan mereka masing masing, sesekali mereka bertanya, ke Gola Gong dan Tyas. Suasana santai, rileks tapi menarik malam itu.
“Hampir semua peserta memiliki
keteramplian menulis, bagus semuanya dan bisa menyusun kalimat menjadi sebuah
cerita menarik”, kata mbak Tyas membaca tulisan mereka lalu menseleksinya.
Anak-anak senang semua, ibu ibu
mereka puas dan bangga. Dari beberapa mereka tulisannya yang terseleksi lebih
bagus diberi penghargaan berupa hadiah yang sudah disiapkan oleh ibu-ibu
mereka.
Waktu terlalu cepat berlalu,
pergerakan jarum jam di dinding sangat terasa cepat, awan menambah gelap malam
tanpa dingin di luar. Mas Gola Gong setiap sebentar mengamati perputaran jarum
jam. Mungkin mengamati waktu siaran lansung bola sudah mulai apa belum. Para
peserta masih banyak bertanya ke Gola Gong seputar pengalaman beliau dan
tentang menulis. Mereka ingin mendapatkan ilmu sebanyak banyaknya.
Gola Gong dengan senang menjawab
pertanyaan anak anak yang baru tumbuh dan berkembang itu serta beberapa pertanyaan
dari orang tua. Gola Gong sedikit bercerita tentang masa kecilnya, kemudian
memotivasi mereka belajar, menuntut ilmu serta tentunya menulis. Ada yang menanyakan trik dan tips serta bisa menjadi penulis.
“Semua orang punya potensi
melakukan sesuatu menggapai impian dan
berprestasi, termasuk orang yang mempunyai kekurangan fisik seperti orang yang
cacat bahkan ada orang yang kurang mampu secara ekonomi sekalipun dalam
mencapai suatu impian. Yang terpenting
saat menggapainya harus tekun, rajin, berusaha terus-menerus, disiplin dan
sungguh-sungguh” begitu Gola Gong memotivasi.
Anak-anak dengan wajah serius
mendengarkan Gola Gong, semuanya merasa tidak ada yang sulit. Lalu bertambah
terpana disaat Gola mencerita sedikit tentang masa kecilnya yang dibekali oleh
bapak nya sebuah raket tenis dan buku-buku.
“What is the meaning “dibekali”?
tanya salah seorang remaja putri.
Yang lain tertawa geli
mendengar pertanyaan itu, karena kosa
kata bahasa Indonesia anak itu kurang dari anak anak yang lain.
Sambil ikut tertawa, Gola Gong
sedikit kesulitan menerangkannya dalam bahasa Inggris dengan tepat dan
dimengerti remaja itu, sehingga dibantu oleh ibunya untuk memahaminya.
Dari raket itu akhirnya Gola Gong
berhasil mencetak prestasi di beberapa Negara Asia menjuarai pertandingan
tennis. Dan dari buku-buku, Gola Gong berhasil menjadi penulis yang dikenali
banyak orang seperti sekarang.
Bersama Gola Gong, Membaca Karya Anak-anak |
“Begitu juga dalam menulis, adik adik disini semuanya mempunyai
potensi dan kemampuan dalam menulis. Apalagi adik adik semua yang disini,
mempunyai fisik yang lengkap dan didukung fasilitas dan kemampuan ekonomi yang
cukup dari orang tua” anak anak semakin serius mendengarkanya.
Lalu Gola Gong mebagi tips untuk bisa
menjadi penulis “Berlatih menulis apa saja setiap hari minimal 2 jam. Tulis
tentang apa saja, menceritakan suatu benda, orang , makhluk, lingkungan atau
suatu kejadian, perasaan dan lain sebagainya”
Beberapa anak anak seyam-senyum
tanda mereka paham.
“Dan Syarat dalam menulis suatu
cerita, harus ada tokoh utama, setting waktu, tempat, kemudian dalam cerita
tersebut harus ada konflik dan maasalah, kemudian penyelesaian konflik, dan
terakhir ending” kembali begitu mengomentari tulisan-tulisan yang sudah dibuat
oleh peserta malam itu.
Acara di tutup secepatnya, tidak
hanya secepat waktu berputar tetapi karena mereka besok hari harus bangun pagi-pagi
untuk sekolah. Selain itu karena siaran lansung bola juga sudah mulai 30 menit
yang lalu. Gola Gong yang sudah di tunggui bapak bapak untuk nobar tidak sabar
menunggu.
Di rumah bapak Danu Warsito, dalam
tawa dan canda menoton pertandingan Berca melawan Real Madrid di TV, Gola Gong
geli melihat para bapak-bapak supporter Real Madrid merasa menang seolah olah
jadi pemain bola di lapangan. Apalagi saat skor masih 0-1 untuk Real Madrid.
Berapa lama kemudian supporter
Berca bersama Gola Gong merasa lega setelah
skor berubah menjadi 1-1. Skor pertandingan tidak berubah-ubah cukup lama meski
bola lebih banyak dikuasai Berca.
Dan “Galau” komentar Gola Gong
saat skor sudah menjadi 1-2, apalagi disaat waktu sudah hampir habis. Bapak-bapak
tertawa semua. Dan pertandingan selesai, Gola Gong bersama supporter Berca
berlapang dada menyaksikan Real Madrid menang serta melihat keceriaan bapak-bapak
supporter Real Madrid. Waktu sudah menunjukan jam sebelas malam lewat waktu
Qatar, Udara terasa dingin dan lembab, mendung sore sudah menyibak, beberapa
titik bintang mengintip menampakan cahayanya. Pertanda besok pagi akan cerah.
Anak-anak Indonesia di Al Khor Komunity peserta Gempa Literasi di sudah
bergelut bersama mimpi, siap menyambut hari pertama sekolah setelah liburan
besoknya. Gola Gong sang peng-Gong Gempa Literasi Asia diajak istirahat di
rumah bapak Rizal, untuk siap -siap terbang ke Indonesia besok malamnya. (*).
No comments:
Post a Comment