Saturday, April 30, 2011

LONTONG TEK SAM

Burung burung bertebangan, bekeliaran keluar dari sarangnya di atas pohon pohon asam. Pergi terbang menyambut pagi mencari rezki. Ayam jantan berkokok bersahutan dari dalam kandangnya sudah selesai menjalankan tugasnya membangunkan orang orang sekampung. Matahari telah mengeluarkan sinarnya dengan senyuman yang cerah dari balik bukit yang tidak pernah bubar berbaris di timur.

Semua orang bersiap siap melanjutkan aktivitasnya susuai dengan tugasnya masing-masing. Anak sekolah dengan bangga berpakaian rapi dengan senangnya berangkat ke sekolah. Berseragam merah putih ke Sekolah Dasar negri di balik jalan raya yang ada di tepi jalan kareta api. Mereka berangkat berkelompok kelompok, berombong rombongan supaya lebih aman saat menyeberang jalan raya menuju sekolah atau yang menyisiri jalan raya dari arah hilir. Begitu juga yang dari mudik, dari Padang Dateh atau Padang Mantung.

Setiap anak bermacam macam perilakunya saat berangkat sekolah. Setelah pamit kepada orang tua, tidak lupa menuntut haknya, yaitu uang belanja sekolah alias uang jajan. Ada diantaranya tidak mau berangkat sekolah bila tidak ada uang jajan.
Uang belanja untuk sekolah sangat wajib dan syarat untuk mau berangkat ke sekolah.

Membeli jajanan di sekolahan adalah suatu kesenangan bagi anak anal sekolah, terutama anak anak masih Sekolah Dasar. Mereka masih kurang, kemampuan untuk mengontrol diri dalam membelanjakan uang nya. Rasa keinginan membeli, jajanan, makanan amat lah besar. Kenyang sedikit, kalau masih ada uang disaku, nalurinya tetap mau berbelanja. Sehingga tidak heran di sekolah banyak yang menjual berbagai macam makanan.

Ada beberapa lapau (warung) tempat jajanan anak anak sekolah. Lapau Tek Buih, lapau Anduang Sarabi di selatan sekolah, lapau Maktuo Siar di sudut surau Angku Marajo, lapau Tek Da di depan surau angku Marajo dan lapau Tek Sam di belakang sekolah bagian timur. Ada lapau Anduang Sarabi yang special menjual bermacam macam bubur.

Setiap anak sekolah mempunyai lapau favoritnya masing masing.
Dari semua lapau yang ada di sekitar sekolah itu hampir semuanya menjual Lontong. Lontong adalah makanan sarapan pagi yang banyak diminati. Alasan nya karena lontong mengenyangkan. Harga sepiring lontong setiap lapau itu sama, porsinya hampir sama semua, begitu juga rasanya hampir sama enaknya.

Sepertinya tidak ada persaingan diantara penjualnya. Ramai atau tidaknya tergantung rezeki penjualnya. Karena setiap anak sekolah sudah mempunyai lapau kesukaannya dan langganannya masing masing.

Setiap pagi sebelum lonceng kelas di pukul bu guru jam 07.30, lapau lapau di sekitar sekolah ditepi jalan kareta api itu ramai di penuhi pembeli anak anak sekolah. Berebutan, siapa cepat itu yang duluan mendapatkan pesanan lontongnya.

Banyak anak anak berebutan di lapau lapau kesukaan mereka masing masing, karena mereka sengaja tidak sarapan di rumahnya. Ketika suasana seperti itu di lapau, beberapa sekelompok anak anak tidak peduli dengan teman temanya yang ramai di lapau lapau. Karena mereka anak anak yang tidak sempat pamit kepada orang tuanya, apa lagi menuntut haknya untuk dapat uang jajan. Selain memang tidak ada uang jajan dari orang tuanya. Karena selesai subuh orang tuanya sudah berangkat ke sawah orang, seperti burung dari atas pohon yang sudah terbang mangais reseki.
Cukup makan nasi dingin sisa tadi malam dan makan dengan lauk apa adanya atau dengan sambal lado kukai yang disiram minyak jilantah. (minyak sisa gorengan)

Ada dua lapau yang hampir tidak pernah tutup, yaitu lapau tek da dan lapau tek sam. Yang lainya kadang kadang tutup kadang kadang buka, entah alasan apa.
Lapau tek Da kebanyakan konsumenya anak anak sekolah saja. Lain dengan lapau tek Sam, selain ramai dengan anak anak sekolah, banyak juga gaek gaek, anduang anduang, apalagi anduang andung lagi sholat ampat puluh namanya di surau.
Ada juga pembelinya apak apak yang sebelum ke sawah, ke ladang, sarapan dulu di lapau tek Sam. Ibu ibu, etek etek, tidak jarang juga ibu ibu guru SD yang di tepi jalan kareta api itu.

Bunyi roda kareta api berdentang dentang berjalan di atas relnya dari arah hilir sudah lewat. Satu diesel mendorong lima gerbong kosong hitam ke arah darek. Dan, lonceng berbunyi di pukul bu guru berkali kali. Anak anak sekolah berbaris di halaman sekolah, yang di lapau berhamburan ke halaman sekolah mengikuti baris dari teman temannya yang telah duluan. Senam pagi dimulai sebelum masuk kelas.

Lapau tek Sam sudah kosong dengan anak anak sekolah. Sekarang giliran gaek gaek, anduang anduang konsumennya yang datang satu persatu. Apalagi yang mereka pesan kalau bukan Lontong buatan tek Sam. Tidak ketinggalan juga bapak bapak tentunya. Mereka sudah paham kalau sebelum lonceng sekolah berbunyi tidak cukup tempat duduk untuk mereka. Karena, itu adalah waktu untuk konsumen anak anak sekolah. Jadilah lapau tek Sam jarang sepi.

Sudah biasa tiap hari gulai Lontong tek Sam ganti ganti. Gulai cubadak/nangka, gulau buncis di tauco, atau kacang panjang, gulai rebung, atau gulai paku (pakis). Spesial gulau paku buatan tek Sam sangat mantap. Kalau lontong gulai pakunya tek Sam itu, rasa pedas cabe rawit/lado padi ijau, rasa asinnya garam, dan asam kandis nya sangat pas sekali. Sepiring lontong pakai mie kuning dan kerupuk merah di atas nya.

Selama enam tahun setiap anakyang bersekolah di SD di tei jalan kareta api itu, paling tidak pernah berbelanja dan makan lontong tek Sam agak sekali, meskipun ada yang jarang dapat uang jajan dari orang tuanya.

Bagi yang sudah kecanduan makan lontong tek Sam tentu sudah berkali kali. Bahkan ada yang sudah melanjutkan sekolah ke SMP atau SLTA, sekali sekali menyempatkan diri juga datang ke lapau tek Sam untuk makan Lontong.

Semenjak tahun 1983, sudah 28 tahun sampai sekarang. Seandainya setiap tahun rata rata 25 orang yang lulus dari SD di tepi jalan kareta api itu, berarti ada sekitar 700 orang telah merasakan Lontogn tek Sam. Entah sejak tahun berapa tek Sam mulai berdagang Lontong, mungkin sebelum tahun 1983. Artinya orang sekampung dan yang pernah sekolah di SD di tepi jalan kareta api itu, pasti kenal dengan tek Sam dengan masakan Lontongnya.

Bagi yang tinggal di kampung dan tidak merantau, lontong tek Sam tentu akan biasa saja. Sebab banyak lapau lapau di kampong yang menjual lontong juga. Tetapi bagi yang merantau, maka Lontong tek Sam mempunyai suatu ke dahsyatan. Mereka selalu ingat dengan rasa Lontong buatan tek Sam. Bahkan rindu dan teringat kampung salah satu penyebabnya karena ingin makan Lontong buatan tek Sam. Begitu hebat nya “Lontong made in tek Sam”.

Sehingga yang sudah merantau, kalau pulang menyempatkan diri untuk merasakan kembali Lontong tek Sam. Sambil mengenang masa di SD di tepi jalan kareta api dulu. Karena rasa Lontong yang sama dengan buatan tek Sam tidak di ditemui di negri orang. Berawal dari menjual lontong, tek Sam akan menunaikan ibadah Haji.



Cerita ini ku persembahkan buat
Alumni SD Negri 2 Guguk atau SD Negri no. 26 Pasar Surau dimana pun berada.
Melukis kembali memory masa lalu jadi coretan oleh: Dedy H

No comments:

Post a Comment